LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KAJIAN IPA SEKOLAH III
“Identifikasi Senyawa Hidrokarbon"
Disusun oleh :
Rima Dewi Indrawati (20312241039)
Gracela Wiyani Putri (20312241054)
Irfaningtyas Nur Fauziyah (20312244003)
Kilana Kilang Rahimmiditya (20312244008)
Moch Arba Salahuddin M. (20312244013)
Kelompok 1 Pendidikan IPA C 2020
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
Judul
Identifikasi Senyawa Hidrokarbon
Dasar Teori
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H). Sampai saat ini, terdapat lebih kurang 2 juta senyawa hidrokarbon. Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan kovalen antar atom. Oleh karena itu, untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan penggolongan hidrokarbon (Jaenuddin, 2021).
Menurut Jaenuddin (2021) penggolongan hidrokarbon umumnya berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya.
Berdasarkan bentuk rantai karbon, hidrokarbon digolongkan menjadi tiga, yakni:
Hidrokarbon Alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal).
Hidrokarbon Alisiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar/tertutup (cincin).
Hidrokarbon Aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling/bergantian.
Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya:
Hidrokarbon jenuh, yaitu senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Hidrokarbon tak jenuh, yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena), atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna).
Karbon merupakan salah satu unsur yang banyak ditemukan jenis senyawanya. Contoh senyawa yang mengandung karbon antara lain; protein, lemak, vitamin, tepung kanji, gula wol, nilon, plastik, dan bahan bakar. Senyawa karbon terdiri dari senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik pada umumnya mengandung unsur karbon, maka senyawa organik sering disebut juga senyawa karbon (Khamidinal. dkk, 2009).
Gula pasir atau sukrosa merupakan contoh senyawa karbon. Gula pasir memiliki rumus kimia C12H22O11. Jika dibakar, gula pasir akan akan menghasilkan CO2 dan H2O (Nicelia et.al, 2013).
Hasil utama pembakaran adalah CO2 dan disertai energi panas. Selain itu pembakaran juga menghasilkan CO, Sulfur, abu, NOX atau sulfur tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan. Pada pembakaran stoikiometri, ketika karbon terbakar dengan oksigen, maka reaksi utama akan menghasilkan karbondioksida, air, nitrogen dan beberapa gas lainnya (kecuali oksigen) (Khamidinal. dkk, 2009).
Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, secara kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa-senyawa tersebut. Umumnya senyawa-senyawa organik lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis (masih saja tersisa berupa oksida – oksida logam), kecuali beberapa senyawa anorganik yang mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublim, seperti HCl, HNO3, H2SO4, NH4Cl, S, Hg, H2O, I2, Br2 (Suminar, 1990).
Terbakarnya sumbu lilin dan lilin itu sendiri menyebabkan terjadinya pemutusan dan pembentukan ikatan antara molekul hidrokarbon dan gas gas oksigen sehingga membentuk zat baru berupa gas karbondioksida dan uap air (jika terjadi pembakaran sempurna) (Chang, 2011).
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air (Slameto, 2010).
Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon pada bahan?
Bagaimana perubahan yang terjadi pada masing-masing bahan setelah dipanaskan?
Tujuan
Mengetahui perbedaan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon pada bahan.
Mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-masing bahan setelah dipanaskan.
Hipotesis
Terdapat perbedaan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon pada masing-masing bahan yang digunakan.
Pada gula setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan dan perubahan wujud menjadi cair. Pada garam setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahn wujud menjadi kristal dan ditandai dengan munculnya asap. Pada tepung setelah dilakukan pemanasan terdapat uap air dan warna menjadi kecoklatan dengan tekstur mengeras.Pada beras setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada deterjen setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada minyak setelah dilakukan pemanasan menjadi muncul asap hitam. Pada sayur kubis setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada kertas setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat asap hitam. Pada botol plastik setelah dilakukan pemanasan menjadi meleleh dan terdapat uap air.
Metodologi Percobaan
Tempat dan Waktu
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Waktu : 29 November 2022
Variabel
Variabel bebas : gula, garam, minyak, sayur kubis, deterjen, beras,
kertas, botol plastik, dan tepung
Variabel kontrol : sendok
Variabel terikat : perubahan pada masing-masing bahan setelah
dipanaskan
Alat dan Bahan
Gula
Tepung terigu
Garam
Beras
Deterjen padat
Minyak goreng
Sayur kubis
Kertas
Botol plastik
Piring kecil
Korek api
Lilin
Kain
Gelas kaca
Sendok
Langkah Kerja
↓
↓
↓
↓
↓
Data Hasil
Pembahasan
Praktikum berjudul “Penyusun Materi dan Sifat Bahan” yang dilaksanakan di Laboratorium IPA FMIPA UNY pada 29 November 2022 ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon pada bahan. dan mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-masing bahan setelah dipanaskan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu: Gula, Tepung terigu, Garam, Beras, Deterjen padat, Minyak goreng, Sayur kubis, Kertas, Botol plastik, Piring kecil, Korek api, Lilin Kain, Gelas kaca, dan Sendok. Adapun langkah kerja yang dilakukan yaitu: pertama tama menyalakan lilin, kemudian meletakkan sendok yang berisi tepung di atas api pada lilin, selanjutnya memegang gelas secara terbalik di atas tepung yang dipanaskan pada sendok, lalu mengamati reaksi pemanasan meliputi perubahan yang terjadi, dan ada atau tidaknya uap air pada gelas, kemudian mencatat pada tabel data hasil, dan mengulangi langkah 2-5 dengan bahan penguji lainnya.
Didapatkan hasil pada percobaan yang telah dilakukan yakni sebagai berikut:
1. Gula
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa pada bahan gula, sebelum dipanaskan berwarna putih kemudian setelah dipanaskan berubah menjadi berwarna coklat cair dan terdapat uap air. Hal tersebut menunjukan bahwa gula merupakan senyawa karbon, hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa menurut Nicelia et.al (2013) gula pasir atau sukrosa merupakan contoh senyawa karbon. Gula pasir memiliki rumus kimia C12H22O11. Jika dibakar, gula pasir akan akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2. Garam
Data hasil ke-2 yaitu pada bahan garam, disini diperoleh data hasil bahwa kondisi garam sebelum dipanaskan berwujud bubuk halus kemudian setelah dipanaskan berubah menjadi mengkristal dan terdapat asap. Hal tersebut menunjukan bahwa garam bukan senyawa karbon, hal ini dijelaskan oleh Suminar (1990) bahwa untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, secara kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa-senyawa tersebut. Umumnya senyawa-senyawa organik lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai habis (masih saja tersisa berupa oksida – oksida logam), kecuali beberapa senyawa anorganik yang mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublim, seperti HCl, HNO3, H2SO4, NH4Cl, S, Hg, H2O, I2, Br2.
3. Tepung
Hasil identifikasi pemanasan dari bahan tepung yaitu mengkristal dan ada uap air dari bentuk awal bubuk berwarna putih. Saat sedang diberikan perlakuan pemanasan pada tepung ditemukan uap air yang diartikan bahwa tepung mengandung unsur Hidrogen dan unsur Oksigen. Selain itu, tepung yang dipanaskan juga mengalami perubahan fisik yaitu bentuknya menjadi lebih padat tidak sehalus sebelum perlakuan maka dari hasil tersebut diindikasikan tepung mengandung unsur Karbon.
4. Beras
Bahan selanjutnya yang diamati yaitu beras. Sebelum beras dipanaskan warnanya seperti pada umumnya yaitu putih. Namun, setelah dipanaskan selama beberapa saat penampilan fisik beras berubah menjadi gosong dan menghasilkan uap air pada bagian dalam gelas yang dipegang di atas pemanasan beras. Berdasarkan data hasil tersebut beras mengandung unsur Hidrogen karena terdapat uap air.
5. Deterjen
Hasil pemanasan dari bahan deterjen yaitu adanya gosong pada serbuk deterjen dan terdapat uap air yang dihasilkan yang sebelum pemanasan merupakan serbuk berwarna putih. Pemanasan yang dilakukan pada deterjen menggunakan api yang sedang seperti pemanasan pada bahan lainnya. Hasil yang didapatkan pemanasan dari deterjen yaitu perubahan warna dan uap air yang terlihat pada gelas yang diletakkan diatas deterjen yang dipanaskan. Hasil tersebut menandakan bahwa adanya senyawa hidrokarbon pada serbuk deterjen. hal tersebut sesuai dengan Sumarlin (2010:19) bahwa detergen adalah garam dari alkali sulfat, asam alkil benzena sulfonat berantai panjang atau garam natrium dari asam sulfonat.
6. Minyak
Selanjutnya, pemanasan pada minyak yang menghasilkan asap. Asap yang dihasilkan merupakan gas CO2 dari hasil pemanasan pada minyak. Hal tersebut menandakan bahwa minyak merupakan salah satu senyawa hidrokarbon dengan jenis alifatik. hal tersebut sesuai dengan Slameto (2010) bahwa pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air .
7. Kubis
Bahan selanjutnya adalah kubis. Sebelum dipanaskan kubis berwarna hijau dan setelah dilakukan pemanasan pada gelas terdapat uap air dan kubis berubah warna menjadi hitam atau gosong. Adanya uap air saat pembakaran menandakan bahwa pada kubis mengandung hidrokarbon. Hal tersebut sesuai dengan kajian pustaka yang ada yaitu menurut (Chang, 2011) bahwa pemutusan dan pembentukan ikatan antara molekul hidrokarbon dan gas gas oksigen dapat membentuk zat baru berupa gas karbondioksida dan uap air (jika terjadi pembakaran sempurna). Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air. Hal tersebut juga didukung teori yang dikemukakan oleh (Slameto, 2010) bahwa pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air.
8. Kertas
Bahan selanjutnya yang dilakukan pemanasan adalah kertas. Sebelum dilakukan pemanasan kertas berwarna putih.Setelah dilakukan pemanasan hasil yang didapatkan pada kertas berubah warna menjadi hitam dan pada saat proses pemanasan terdapat asap hitam pada gelas dan tidak terdapat uap air. Hal tersebut menandakan bahwa kertas termasuk ke dalam senyawa yang mengandung hidrokarbon yang ditandai dengan adanya asap selama proses pemanasan. Hal tersebut sesuai dengan kajian Pustaka yang ada yaitu menurut (Chang, 2011) bahwa pemutusan dan pembentukan ikatan antara molekul hidrokarbon dan gas gas oksigen dapat membentuk zat baru berupa gas karbondioksida dan uap air (jika terjadi pembakaran sempurna). Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air. Hal tersebut juga didukung teori yang dikemukakan oleh (Slameto, 2010) bahwa Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas CO2 dan uap air.
9. Botol Plastik
Bahan terakhir yang dilakukan pemanasan adalah botol plastik. Berdasarkan hasil yang didapatkan, kondisi botol plastik sebelum dipanaskan adalah lentur dan berwarna bening. Kemudian setelah dilakukan pemanasan, kondisi botol plastiknya menjadi meleleh dan terdapat uap air. Hasill ini berartikan bahwa pada botol plastik terdapat senyawa hidrokarbon. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Justiana dan Hardanie (2005) bahwa ketika polietilena dipanaskan akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas.
Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Terdapat perbedaan hasil identifikasi senyawa hidrokarbon pada masing-masing bahan yang digunakan.
Pada gula setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahan warna menjadi berwarna coklat cair dan terdapat uap air. Pada garam setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahn wujud menjadi kristal dan ditandai dengan munculnya asap. Pada tepung setelah dilakukan pemanasan menjadi mengkristal dan terdapat uap air. Pada beras setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada deterjen setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada minyak setelah dilakukan pemanasan menjadi muncul asap hitam. Pada sayur kubis setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat uap air. Pada kertas setelah dilakukan pemanasan menjadi gosong dan terdapat asap hitam. Pada botol plastik setelah dilakukan pemanasan menjadi meleleh dan terdapat uap air.
Daftar Pustaka
Chang, R. & Overby, J. 2011. General Chemistry The Essential Concepts Sixth Edition. New York: McGraw-Hill.
Jaenuddin, Inayanti. (2021). Senyawa Hidrokarbon. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Justiana, S., & Hardanie, B. D. (2005). Rekayasa Minyak Pelumas dari Bahan Botol Plastik Bekas. Majalah INOVASI, 39.
Khamidinal, dkk. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nicelia, et.al. 2013. Pembuatan Standar Karbon Dari Gula Pasir Putih Dengan Metode Radiokarbon. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. Bandung.
Slameto 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rincka Cipta
Sumarlin, La Ode. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II .Sukabumi: UMMI.
Suminar, A. 1990. Kimia Organik. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lampiran